Showing posts with label News. Show all posts
Showing posts with label News. Show all posts

Monday, February 22, 2010

Buzz Milik Google Digugat

Google menghadapi gugatan class action yang diajukan di pengadilan federal California. Semua gara-gara layanan jejaring sosial mereka, Google Buzz.

Seperti dilansir San Francisco Chronicle, Google dituduh telah melanggar Computer Fraud and Abuse Act (CFAA), undang-undang yang dibuat pada tahun 1984 yang bertujuan untuk melindungi individual dari perusahaan yang mengungkapkan informasi rahasianya lewat komputer.

“Penggugat mencari keadilan dan mencegah Google melakukan tindakan yang sama di masa datang dan meminta sejumlah ganti rugi finansial,” sebut sebuah sumber pada Chronicle, seperti VIVAnews kutip, 19 Februari 2010.

Saat ini, pengguna Gmail sendiri tercatat telah mencapai 31,2 juta user. Adapun Google Buzz, saat peluncurannya pekan lalu menghadapi berbagai kritik.

Protes pertamakali datang karena Google mengaktifkan layanan Buzz secara otomatis di dalam Gmail. Selain itu, Google juga secara otomatis mengidentifikasi alamat email probadi dan kontak pengguna yang berhubungan dengan akun Gmail mereka. Ini disebut-sebut sebaga pelanggaran hukum.

Meski Google telah meminta maaf dan melakukan perubahan atas bagaimana Buzz bekerja, banyak pengguna Gmail yang tak henti-hentinya ngomel soal Buzz.

Gugatan class action ini telah diajukan oleh William Audet dari Audet & Partners LLP di San Francisco yang mewakili Eva Hibnick, asal Florida.

Monday, December 7, 2009

Wajah Baru Friendster

Sedikit ditarik ke belakang, tepatnya pada tahun 2002, demam Friendster begitu terasa. Kala itu situs pertemanan terbesar saat ini, Facebook belum lahir. Demikian pula dengan situs mikroblogging, Twitter. Dalam waktu singkat, Friendster sudah menjadi hit. Tak salah bila ada yang menjuluki Friendster sebagai pionir jejaring sosial. Namun, semenjak demam Facebook merajalela, lebih dari separuh akun Friendster sudah ditutup atau dihapus oleh pemiliknya. Mereka (member Friendster) berbondong-bondong beralih ke Facebook.

Namun kini, geliat Friendster kembali terendus. Apalagi dengan tampilan desain anyar berwarna hijau yang baru saja dirilis pada Kamis (3/12) kemarin. Saat ini Friendster difokuskan untuk demografi penggemarnya, yaitu orang muda di area Asia.

Tepat pada peluncuran wajah barunya, reuters melaporkan bahwa Friendster telah dijual kepada perusahaan Asia seharga US$100 juta.

Saat ini, Friendster memiliki 75 juta pengguna yang sudah terintegrasi. Sembilan puluh persen di antaranya berasal dari wilayah Asia-Pasifik. Beberapa feature baru yang ditampilkan Friendster, diantaranya game mata uang virtual, rangkaian game, dan hadiah virtual.

Richard Kimber (CEO Friendster), yang juga mantan pegawai Google, menuturkan bahwa Friendster kini telah menjual sahamnya dan meminta investor bank, Morgan Stanley meminta untuk menangani penjualannya.

Monday, November 23, 2009

Flu Babi Untungkan Hacker Rusia

VIVAnews - Maraknya kasus flu babi di kawasan Inggris dimanfaatkan oleh sejumlah hacker asal Rusia. Para penjahat dunia maya tersebut ‘menjual’ Tamiflu lewat internet. Modus kejahatan tersebut dideteksi oleh Sophos, vendor keamanan IT dan sekuriti data.

Sophos berpendapat, keputusan pemerintah memperingatkan warga agar tidak membeli Tamiflu di Internet memicu pengguna melakukan ‘panic buying’ atas obat tersebut dan membuat mereka menjadi korban para penjahat dunia maya.

“Banyaknya kasus flu babi yang terdeteksi di Inggris membuat kita perlu berhati-hati terhadap tawaran membeli Tamiflu secara online,” kata Graham Cluley, Senior Technology Consultant Sophos, seperti VIVAnews kutip dari blognya, 23 November 2009.

“Pelaku bekerja di balik layar, di balik toko obat palsu di internet dan membahayakan detail informasi pribadi pengguna seperti catatan medis dan detail kartu kredit mereka,” kata Cluley. “Pelaku tidak mempermasalahkan bahwa mereka melanggar hukum dengan menggelar toko obat palsu tersebut, tetapi yang pasti mereka tidak segan-segan mengeksploitasi data pribadi pengguna ataupun menjual obat yang berbahaya,” ucapnya.

Cluley menyebutkan, jika Anda membutuhkan obat-obatan, segera hubungi dokter secara konvensional. “Hindari, jalan pintas dengan membeli obat-obatan dari orang yang tidak bertanggungjawab di Internet,” ucapnya.

Tahun ini, Sophos telah mendapatkan ratusan juta iklan spam obat-obatan dari situs toko obat palsu dan situs yang paling populer adalah Canadian Pharmacy. Adapun lima negara yang paling banyak membeli Tamiflu dan obat-obatan lainnya adalah Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Kanada, dan Perancis.

Pemesanan besar-besaran terhadap Tamiflu paling terlihat di Inggris. Di negeri tersebut, pencarian di Internet menggunakan keyword Tamiflu telah meningkat 1.400 persen pada bulan Juli lalu. Sophos memperkirakan, peningkatan ini terjadi akibat hambatan yang muncul pada produksi Tamiflu secara global.

• VIVAnews


 

Guest Book


ShoutMix chat widget

Site Info

See More [ View | Join ]

Followers

Cyber Net World Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template